Total Pageviews

Sunday, May 24, 2015

Pak, Saya Mau Beli Foto yang Saya Hapus 2 Tahun lalu!

 Terkadang memang ada orang yang sangat rajin menghapus photo-photonnya karena takut memory cardnya penuh meskipun foto itu penting. Silahkan saja! Tapi saya cuma mau bilang begini.. "Moment itu adalah sesuatu yang tak ternilai harganya". Meskipun anda mencoba mengulang sebuah moment, yakinlah 'tidak akan sama persis' jadinya, pasti akan ada hal yang berbeda.                                                      Saya punya sebuah cerita untuk menggambarkan seberapa penting anda menyimpan moment walaupun dalam bentuk selembar foto.                                Seorang ayah menjadi sangat menyesal setelah melakukan hal kecil. Ia sangat mencintai anaknya yang sangat jarang ia temui karena sibuk bekerja. Suatu hari sang Ayah ini pulang dari kantor, ia terlihat membawa sebuah handphone baru. Anaknya terlihat melompat dengan girang melihat handphone baru yang dibawa ayahnya. "Itu hadiah dari bos ayah, katanya untuk keperluan kantor. Bagus kan?" Jelas sang ayah. "Bagus Ayah.. Ini pasti mahal. Ayah boleh kita berfoto ?" Anaknya dengan semangat mengambil gambar dengan ayahnya. "Wah Ayah kameranya bagus sekali.. Aku mau ambil beberapa foto lagi, ayah mandi saja" sambil melangkah. Sang ayah merasa sedikit kesal karena telah ia jelaskan dari awal bahwa hp itu untuk keperluan kantor.  Keesokan harinya ketika sang anak hendak kesekolah ia melihat ayahnya masih tertidur pulas, ia berencana ingin mengambil gambar dengan handphone ayahnya untuk memberi tahu bahwa ia telah berangkat kesekolah. Sang anak merasa sedikit kecewa, karena ia melihat bahwa tak satupun foto yang kemarin ia ambil berada dihp ayahnya. "Mungkin.. Ayah tidak ingin aku berfoto dihp nya? Oh ia ini hp kantor, mungkin ayah akan kena marah" fikir sang Anak. Dan akhirnya ia menyimpan kembali handphone Ayahnya dan membatalkan niat untuk berfoto kembali. Iapun lalu berangkat kesekolah. Beberapa waktu kemudian sang ayah bangun dan bersiap untuk berangkat kekantor. Tiba-tiba "Kriiinggg" seseorang menelpon dan berkata bahwa anaknya kecelakaan dan tidak selamat, Sang ayah syok dan terkaku, dalam waktu yang bersamaan ia melihat selembar kertas dengan tulisan 'Ayah.. Aku berangkat kesekolah dulu yah Ayah, Maafkan aku kemarin aku mengambil gambar terlalu banyak dihp ayah.. Aku lupa kalo itu hp kantor, aku tidak bermaksud membuat ayah dimarahi.. Maafin aku yah Ayah.. Hampir saja aku mengambil gambar lagi pagi ini dengan memakai seragam. Untung anakmu pinter dan cepat mengertika hehe Aku sayang Ayah' .       Semoga kita bisa memetik Hikmah dari cerita sederhana diatas.. Ingat kita tidak akan pernah tau apa yang akan terjadi.. Sayangi moment anda karena moment sangat berharga meski hanya dalam bentuk sebuah gambar. 😄😊☺ 

Wednesday, May 20, 2015

Bagaimana Anda Menanggapi sebuah Kebaikan?

Saya menulis ini dengan perasaan yang campur aduk, saya prihatin dengan keadaan para remaja jaman sekarang begitu saya mengalami peristiwa yang sangat mengenaskan bagi saya.               Hari dimana saya yang sedang merupakan orang yang cukup dewasa bisa dikelabui oleh seorang anak remaja yang saya perkirakan seorang siswi SMP yang ketika itu saya dapati sedang kebingungan sendirian. Anak itu kemudian meminta bantuan kepada saya   Menanyakan 'apakah kakak punya helm?' Kemudian saya dengan nada bingung menjawab 'iya punya' anak itu kemudian bertanya untuk meminjam helm saya dengan menyebutkan alasan, atas dasar rasa kasihan, dan mendengar ia hanya meminjam 'sebentar', maka saya memutuskan untuk meminjamkan helm yang kebetulan helm sepupu saya.     Menunggulah saya dalam waktu yang sangat lama. Ketika saya menceritakan hal ini kepada teman, mereka semua berkata bahwa helm saya tidak akan kembali lagi. Saya hanya tertawa dalam hati 'bagaimana bisa seorang anak-anak bisa berbohong dalam bentuk minta tolong' fikirku tidak percaya. 'Ahh pasti anak itu tepat janji!' Jawabku kepada teman-teman.  Kemudian aku kembali menunggu dalam waktu yang terlalu lama, dan disitulah aku berfikir  'mungkin benar, anak itu tidak akan kembali'.               Mungkin ini hanya cerita sederhana nan sepele tetapi hal seperti ini menunjukkan betapa para remaja, adik-adik kita dengan bahasa kasar 'sudah tidak bermoral dan tidak dapat dipercaya'. Kali ini hanya helm, bagaimana selanjutnya?. " Mari sama-sama kita mencari jalan keluar agar remaja, generasi penerus bangsa bisa tergolong bakal pemimpin yang dapat dipercaya bukan bakal koruptor yang mengatasnamakan kebaikan (jabatan/tugas) untuk melancarkan kepentingannya semata. 😊😄